Saturday, December 27, 2014

Tuhan Kita Bukan Tuhannya Nabi Muhammad



Emilia Renita AZ (tengah) bersama sejumlah pendeta melakukan aksi mendukung GKI Yasmin

Emilia Isteri Dedengkot Syiah Jalaluddin Rakhmat: Tuhan Kita Bukan Tuhannya Nabi Muhammad

Keyakinan sesat Syiah yang ditulis di status Emilia Renita AZ -isteri Jalaluddin Rakhmat mirip keyakinan Raja kafir Namrudz di Babilonia ketika mengingkari Tuhannya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Diberitakan, jagat Facebook kembali dihebohkan dengan pernyataan dedengkot syiah Indonesia bahwa tuhan mereka tidak sama dengan tuhannya orang Muslim, sebagaimana screenshoot status Emilia Renita AZ -isteri Jalaluddin Rakhmat- diposting secara viral di Facebook pada Selasa (7/10/2014).

Dalam statusnya, Sabtu (4/10), Emilia mengutip tokoh Syiah Al-Gharawi yang mengatakan bahwa, “Tuhan kita (Syiah) adalah tuhan yang menurunkan wahyu kepada Ali, sedangkan tuhan yang menurunkan wahyu kepada Muhammad maka bukan tuhan kita. Shollu ‘Ala Nabii”



Screenshoot status Emilia isteri Jalaluddin
(Arrahmah.com, Adiba Hasan Rabu, 14 Zulhijjah 1435 H / 8 Oktober 2014 10:2)


Raja Namrudz mengingkari Tuhannya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam

Dalam Islam, rujukan paling utama adalah Alquranul Kariim. Keyakinan yang mengingkari Tuhannya Nabi-nabi Allah telah ada sejak dahulu. Hingga keingkaran kaum belakangan disebut dalam Alquran sebagai menirukan orang-orang kafir sebelumnya. Contoh nyata dalam hal mengingkari Tuhannya Nabi adalah Raja Namrudz mengingkari Tuhannya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Dalam Alquran ditegaskan:
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS Al-Baqarah: 258).

Dalam kasus tulisan Emilia isteri dedengkot Syiah Jalaluddin Rakhmat tersebut di atas, keingkaran dan kebencian terhadap Allah Ta’ala yang menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wa sallam dapat dianalisa bagai keingkaran dan kebencian Namrudz terhadap Tuhannya Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang ada dalam Alquran.

Memang dalam hal meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu, Alquran menegaskan dengan jelas bahkan dapat kita saksikan dalam kehidupan.

Dalam Alquran dijelaskan:
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS At-Taubah: 30-31).

Betapa jelasnya ayat tersebut. Dalam kasus Emilia mengusung keyakinan Syiah yang sangat sesat, di samping mirip dengan keingkaran yang dilakukan Namrudz, masih pula ada dua perkara penting yang sangat fatal kesesatannya. Pertama, meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Kedua, menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah.

Ketika Emilia mempublikasikan perkataan tokoh syiah Al-Gharawi yang mengatakan bahwa, “Tuhan kita (syiah) adalah tuhan yang menurunkan wahyu kepada Ali, sedangkan tuhan yang menurunkan wahyu kepada Muhammad maka bukan tuhan kita. Shollu ‘Ala Nabii……” itu sama dengan menirukan orang Yahudi dan Nasrani dalam QS At-Taubah ayat 31: Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah… (QS At-Taubah: 31).

Dari kenyataan itu, Alhamdulillah, umat Islam kali ini tanpa berpayah-payah menelisik sedalam-dalamnya tentang sesatnya Syiah namun pihak syiah sendiri telah memakai baju kesesatan yang mencolok lagi nyata seperti itu. Maka bersyukurlah umat Islam yang diberi hidayah untuk dapat merasakan manisnya iman seperti dalam hadits berikut ini.

Hadist dari Abbas bin Abdil Mutthalib bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Telah merasakan rasa iman orang yang ridha dengan Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan dengan Muhammad sebagai Rasul." (HR Muslim no 56).

Makna hadits ini menurut Muhammad Fuad Abdul Baqi, (orang yang ridha itu) dia tidak mencari selain Allah Ta’ala (sebagai Tuhan), tidak berjalan pada selain jalan Islam, dan tidak menjalani kecuali yang sesuai dengan syariat Muhammad shallalahu ‘alaihi wa sallam.

Berarti yang tidak ridha dengan Allah sebagai Tuhannya tidak ada lain hanyalah orang yang benci bahkan dendam terhadap Islam. Dendam Majusi terhadap Islam ternyata akhirnya mencuat pula di Indonesia.

Terimakasih Emilia, Anda telah menelanjangi sendiri kesesatan Syiah bahkan dendam Syiah terhadap Islam.

Jakarta, Kamis 15 Dzulhijjah 1435H/ 9 Oktober 2014
Hartono Ahmad Jaiz

Monday, December 15, 2014

Agar Negeri Muslim Tidak Dikuasai Syiah

Sejak Revolusi Khomeini 1979, Syiah menjadi lebih agresif, ofensif, sangat berambisi terhadap kekuasaan. Awalnya, teologi Syiah bersifat PASIF, menanti kedatangan Al Mahdi Al Muntazhar. Tapi sejak Khomeini bergerak, Syiah (Imamiyah) menjadi bahaya bagi seluruh negeri Muslim Sunni.
Pertanyaannya, mengapa?

Syiah menjadi agresif karena ideologi mereka dimasuki pemikiran-pemikiran Pan Syiahisasi. Makna gerakan ini kurang lebih adalah: Khomeini menjadi simbol agama dan spiritual kaum Syiah Imamiyah, kemudian ditumpangi pemikiran anti Islam yang dikembangkan Barat (Amerika-Eropa). Singkat kata, Barat masih trauma kepada kaum Muslimin terkait Perang Salib masa lalu dan perang kemerdekaan di berbagai negeri Muslim. Untuk itu, mereka meminjam tangan-tangan Syiah untuk memukul kaum Muslimin (Ahlus Sunnah Wal Jamaah).

Bagi Barat, Syiah Imamiyah lebih baik daripada Islam, karena:
(a). Ajaran-ajaran Syiah Imamiyah bersifat bertentangan terhadap dasar-dasar akidah dan Syariat Islam. Tanpa ada Syiah, Barat harus membentuk disiplin ORIENTALISME dan ISLAM LIBERAL, dalam rangka menggembosi akidah Islam;
(b). Secara historis, pasukan Salib Eropa sering kerjasama dengan Syiah, di masa lalu, untuk menghantam Islam. Bahkan Syiah tak segan kolaborasi dengan Tatar Mongol untuk menghancurkan Khilafah Abbasiyah yang berpusat di Baghdad.

Di mata Barat, berlaku prinsip: “musuh dari musuhku adalah kawanku!” Lawan dari kaum Muslimin adalah Syiah. Maka Syiah menjadi teman bagi Barat untuk merealisasikan misi kolonialisasi dan eksploitasi mereka di tengah negeri-negeri Muslim.

Sejak era Khomeini, maka tidak ada satu pun negeri Muslim yang ditinggalkan oleh Syiah. Mereka terus berusaha masuk, menyusup, berpengaruh, lalu menguasai. Kalau sudah berkuasa, pasti mereka akan KOLABORASI dengan kekuatan Barat (Amerika-Eropa). Itu pasti.

Ingat, sejak muda Khomeini tinggal di Paris, Perancis. Setelah janggutnya memutih, dia baru pulang ke Iran. Secara politik, intelektual, kepribadian, Khomeini disiapkan di Paris. Siapa yang menyiapkan? Ya anasir-anasir Barat itu. Mana mungkin semua jasa Barat ini gratis. Tidak mungkinlah. Bisa dikatakan, 70 % dari keberhasilan Revolusi Syiah 1979 adalah hasil kerja missi politik Barat. Kaum Syiah tahu itu. Maka mereka pun “berhutang budi” untuk membalas jasa-jasa Barat.

Syiah sejatinya adalah agen-agen kolonialisme Barat juga. Selain orientalis, kaum Liberal, kaum hedonis, media sekuler, para dai Syiah juga masuk bagian missi kolonialisme ini. Di mana Barat ingin menaklukkan sebuah negeri Muslim, mereka akan fasilitasi Syiah masuk ke dalam negeri itu. FAKTA BESAR yang harus Anda tahu semua: PBB, Amerika, dan Uni Eropa tidak memasukkan gerakan Syiah ke dalam tuduhan terorisme. Nah, kenapa bisa begini? Kalau pun Hizbulah Libanon dimasukkan daftar teroris, karena mereka pernah beberapa kali menyerang Israel lewat tembakan mortir.

Jadi, negeri Muslim seperti kita, jangan pernah bermimpi akan bebas sama sekali dari gerakan Syiah. Karena Syiah satu paket dengan missi kolonialisme Barat. Apalagi Indonesia memiliki kekayaan alam (negara) sangat besar.

Lalu, apa saja yang mesti harus terus kita adakan, agar negeri Muslim seperti kita ini bisa aman atau IMUN dari invasi Syiah yang sejak lama ingin menguasai dan mendominsasi?

Setidaknya ada 5 langkah strategis yang mesti kita lakukan, yaitu sebagai berikut:
[1]. Terus hidupkan pengajaran ilmu-ilmu agama, seperti Akidah, Akhlak, Sirah Nabawiyah, Muamalah, Tajwid, bahasa Arab, Ilmu Al Qur’an, Ilmu Hadits, Tafsir, Fiqih, dan sebagainya. Terus hidupkan ilmu-ilmu ini. Ia seperti mata air cahaya yang akan menerangi kehidupan insan. Jangan sampai kita tinggalkan mengajarkan ilmu-ilmu ini. Bagi yang tak mendapat guru, belilah buku-buku keislaman, dan baca, pahami, amalkan. Kesesatan manusia yang akhirnya terjerumus dalam Syiah, karena mereka jahil(gelap) dari ilmu agama.

[2]. Terus hidupkan pelajaran, pengajaran, hikmah, ceramah, taushiyah, kuliah tujuh menit, dengan materi KEUTAMAAN PARA SHAHABAT Radhiyallahu ‘Anhum. Ajarkan kemuliaan Isteri-isteri Nabi, para Khulafaur Rasyidin, para Shahabat yang dijamin masuk surga, para Ahli Badar, para Muhajirin, para Anshar Radhiyallahu ‘Anhum jami’an. Ajarkan semua itu, ceritakan semua itu, teladankan kepada anak-anak kita. Pengajaran ini akan menjadi BENTENG HEBAT untuk mematikan dakwah Syiah secara alamiah. Insya Allah.

[3]. Ajarkan secara rutin, kontinu, berkesinambungan tentang HADITS NABI SAW. Perkara yang sangat besar, bahwa kita disebut Ahlus Sunnah (bukan Syiah) karena kita selalu ISTIQAMAH dengan hadits-hadits Nabi tersebut. Umat ini akan runtuh, Ahlus Sunnah akan kalah, kalau kita lupa mengajarkan hadits-hadits Nabi SAW. Setiap keluarga Muslim sangat disarankan memiliki kitab-kitab hadits, seperti Riyadhus Shalihin, Bulughul Maram, Shahih Bukhari, atau Shahih Muslim. Lalu bacakan hadits-hadits ini secara rutin kepada keluarga.

[4]. Kita harus komitmen untuk memuliakan kaum wanita Muslimah. Menyuruh mereka memakai jilbab, berbusana Muslimah. Muliakan mereka, jaga mereka, terus bentengi mereka dari akhlak tercela dan pergaulan buruk. Mengapa hal ini kita lakukan? Karena Syiah terkenal dalam melecehkan wanita, merendahkan wanita, mengeksploitasi wanita dengan nikah mut'ah. Maka itu, jaga dan pelihara baik-baik kaum wanita Muslimah, hal itu akan membentengi Umat dari kaum Syiah Rafidhah.

[5]. Dan hendaknya kita selalu berdoa kepada Allah, doa yang bunyinya sebagai berikut: Rob-bana ighfirlana wa li ikhwaninal ladzina sabaquuna bil iman, wa laa taj’al fi qulubina ghillal lilladzina amanu, Robbana innaka ra’ufur rahiim (wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang lebih dulu beriman dari kami, dan jangan adakan di hati kami kedengkian kepada orang-orang beriman, wahai Rabb kami sesungguhnya Engkau Maha Santun lagi Maha Penyayang). Faidah doa ini, selain berupa ampunan dan kesiapan bersatu dengan sesama Muslim, ia juga akan mengikatkan kita dengan para pendahulu Umat yang saleh, terutama para Shahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in. Dengan demikian, kita selalu berada dalam hubungan baik dengan para Pendahulu (Salafus Saleh), bukan seperti Syiah.

Lakukanlah hal-hal seperti di atas, sebagai bentuk tanggung-jawab untuk menjaga kaum Muslimin dari invasi Syiah dan kolonialisme Barat. Jika hal-hal demikian selalu kita hidupkan, insya Allah negeri kita akan sulit ditaklukkan Syiah. Namun bila hal-hal di atas sudah krisis dari negeri ini, wallahu a’lam wa nas’alu ilaihil ‘afiyah lana wa lakum wa li sa’iril Muslimin. Aamiin.

Oleh: AM. Waskito
www.islampos.com